Presentasi Penelitian Blended Learning di Jepang

Blended learning (BL) sebagai mode pembelajaran yang menggabungkan antara keunggulan e-learning dengan kekhasan pembelajaran tatap muka menjadi primadona mode pembelajaran yang sedang digalakkan saat ini. Aktivitas online yang bervariasi dan menantang perlu diciptakan oleh dosen dalam melaksanakan pembelajaran BL tersebut. Hal ini disampaikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam the 3rd International Conference on Education and Multimedia Technology (ICEMT 2019) tanggal 22 – 25 Juli 2019 di Nagoya Jepang.

Abstrak dari paper dengan judul “The Effects of Online Activities on Student Learning Outcomes in Blended Learning Environment” adalah sbb: “This quasi-experimental study aims to find out how the online activities influence the learning outcomes of Yogyakarta State University students on e-learning courses. This 4-week study consisted of two experimental groups and one control group. The experimental groups received a face-to-face instruction plus e-learning or blended learning (BL) with online discussions and quizzes. The control group used Blended Learning without any online activities. Quantitative analytical results are as follows: 1) student’s learning outcomes in BL with online discussions and quizzes is better than those without any online activities; 2) student’s learning outcomes in BL with online discussions and quizzes is better than those with online quizzes; 3) student’s learning outcomes in BL with online quizzes is better than those without any online activities; 4) there is a positive correlation between student’s learning outcomes and their level of activities in BL environment.”

Tautan luar yang memuat berita ini adalah: https://www.duniadosen.com/dosen-ft-uny-presentasikan-penelitiannya-tentang-blended-learning-di-jepang/ dan https://www.uny.ac.id/berita/dosen-ft-uny-bicarakan-blended-learning-di-jepang

Implementasi E-learning dan Blended Learning

Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan Seminar Pembelajaran Berbasis E-learning dengan pembicara Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. pada tanggal 10 November 2018 di aula kampus setempat. Seminar yang dibuka oleh Kepala P3AI LP3M Unesa tersebut diikuti oleh para dosen perwakilan prodi di lingkungan Unesa.

Beberapa poin yang disampaikan dalam seminar tersebut antara lain bahwa a) perguruan tinggi harus mulai menerapkan e-learning/online course, b) perlu dirancang model pembelajaran online yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, c) kendala implementasi e-learning di UNESA dapat diatasi melalui usaha bersama antara BAKPK, LP3M, PPTI, TPM dan para dosen, d) proporsi online dan F2F dalam Blended Learning tergantung dari karakteristik mata kuliah.

Blended Learning Dalam Pembelajaran Vokasi

Blended Learning Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran tatap muka dengan keunggulan pembelajaran online. Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran vokasi karena keharusan mengembangkan kompetensi motorik yang bisa diperoleh melalui praktik langsung. Sementara itu, tersedianya sumber belajar online yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja menjadikan pembelajaran tersebut sangat fleksibel. Demikian antara lain yang disampaikan oleh Herman Dwi Surjono dalam Workshop Blended Learning di Politeknik Negeri Bali (PNB) pada tanggal 26 Maret 2018.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit SIM PNB tersebut diikuti oleh para dosen di lingkungan PNB dan perwakilan dosen Akademi Komunitas Negeri yang merupakan PDD Program Studi Di Luar Domisili di wilayah NTB. Pembantu Direktur I PNB yang juga turut serta dalam kegiatan tersebut berharap agar kualitas dan kuantitas konten e-learning dalam tiap perkuliahan di PNB meningkat sehingga memacu langkah PNB menuju kampus Vokasi terdepan.

 

Presentasi Blended Learning di London

foto-icdle-2016Perkembangan teknologi informasi memberi kemudahan akses ilmu pengetahuan dan perluasan pendidikan melalui online learning. Sementara itu, pembelajaran tatap muka juga tidak bisa ditinggalkan karena kebutuhan kompetensi motorik dan penguatan pendidikan karakter. Blended Learning (BL) merupakan penggabungan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran online dan tatap muka.

Topik itulah yang dipresentasikan Prof. Herman Dwi Surjono dalam ajang The 7th International Conference on Distance Learning and Education (ICDLE 2016) di London, Inggris pada tanggal 29 sd 31 Oktober 2016. Dalam kesempatan tersebut Herman yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Teknik Informatika FT UNY menyajikan paper yang berjudul: The Implementation of Blended Learning in Multimedia Courses for Undergraduate Students in Indonesia.

Continue reading

Model Blended Learning

Blended Learning (BL) merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran tatap muka dengan keunggulan pembelajaran online. Beberapa alasan mengapa kita menerapkan BL antara lain: Kemudahan akses dan kenyamanan, Peningkatan pembelajaran, Rancangan instruksional meningkat, Petunjuk lebih jelas, Aktivitas belajar lebih terarah, Kesempatan Individualized learning, Keterlibatan meningkat melalui interaksi sosial, Pengaturan waktu lebih baik, Beaya lebih murah, Kebijakan harus tatap muka, Perlunya pendidikan karakter, Kompetensi psikomotor/ketrampilan.

Hal tersebut disampaikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D pada acara Workshop Student Center Learning di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada 10 Oktober 2016. Acara yang diselenggarakan oleh Kantor Pengembangan dan Peningkatan Mutu Akademik UAJY tersebut diikuti dosen-dosen setempat.

Lebih lanjut dikemukakan juga berbagai model BL yang banyak digunakan di perguruan tinggi, yakni: Continue reading