Inovasi Pembelajaran Untuk Kurangi Learning Loss

Pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir dua tahun mengharuskan para pendidik melakukan terobosan atau inovasi dalam melaksanakan pembelajaran guna mengurangi kemungkinan Learning Loss pada peserta didik. Learning Loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. Topik ini disajikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam Webinar Bagi Guru se kabupaten Bogor pada 16 Oktober 2021. Materi selengkapnya dapat di-downlod di link berikut.

Multimedia Pembelajaran Interaktif

Multimedia Pembelajaran Interaktif atau MPI adalah suatu aplikasi komputer yang berisi kombinasi teks, gambar, grafik, suara, video, animasi, simulasi secara terpadu dan sinergis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dimana pengguna dapat mengontrol dan berinteraksi secara dinamis. Video ini menjelaskan secara siingkat Pengertian MPI, Level interaksi dalam MPI, Strategi Penyajian, Membangkitkan Motivasi dalam MPI, Komponen MPI dan Bagaimana tips membuat MPI yang baik.

Media Pembelajaran

Video ini menjelaskan Media Pembelajaran yang mencakup pembahasan tentang Pengertian Media Pembelajaran, Fungsi Media Pembelajaran, Cone of Learning, Jenis Media Pembelajaran, Contoh MP Konvensional, Faktor Pemilihan Media dan Slide Presentasi PowerPoint.

E-Learning: Model dan Implementasinya

E-Learning memungkinkan siapa saja dapat belajar apa saja dan dari mana saja, sehingga pembelajaran menjadi fleksibel. Saat ini Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ditumpu oleh TIK dan e-learning sebagai tulang punggungnya. Efektivitas PJJ ditentukan oleh efektivitas e-learning. Implementasi e-Learning bisa dikelompokkan menjadi empat, yakni:
Individual-offline, contohnya adalah multimedia pembelajaran interaktif, simulasi, Virtual Reality, Augmented Reality.
Individual-online, contohnya adalah online learning/testing, blog, Youtube, MOOC.
Group-offline, contohnya adalah Computer-supported team-based learning (CS-TBL)
Group-online, contohnya adalah diskusi online, vicon, live lecture, live streaming

Keempat kategori tersebut digambarkan ke dalam Kerangka e-Learning. Dalam implementasinya, kombinasi keempat mode tersebut yakni Integrated e-Learning akan memberikan hasil yang optimal. Demikian intisari materi yang disampaikan oleh Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam Workshop Pembelajaran Online yang diselenggarapan oleh LP3 Universitas Negeri Malang pada tanggal 28 Juli 2021. Materi slide dapat di-download pada link di bawah.

https://hermands.wordpress.com/wp-content/uploads/2022/01/dc6c5-pemb-online-model-dan-implementasinya-juli2021-blog.pdf

Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=rSwG7jiSpuA%5B/embedyt%5D

Video ini menjelaskan secara rinci apa penulisan ilmiah itu, tujuan dan karakteristiknya, panduan 10 macam publikasi ilmiah sesuai Permen PAN&RB 16/2009 (presentasi di forum ilmiah, hasil penelitian, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer, artikel ilmiah, buku pelajaran, modul/diktat, buku bidang pendidikan, karya terjemahan, buku panduan guru), tahapan dan tips penulisan ilmiah yang baik.

Keniscayaan Inovasi PJJ

Berkurangnya pengetahuan dan keterampilan (learning loss) pada peserta didik sebagai efek Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terlalu lama sebagaimana disinyalir Kemendikbud (Kompas, 31/01/2021) menjadi keprihatinan kita semua. Tidak hanya itu, konon PJJ juga membebani orang tua yang harus memfasilitasi dan membantu mengerjakan PR anaknya padahal kemampuan dan waktu mereka terbatas. Di samping itu, motivasi belajar mereka terus menurun karena bosan tidak ketemu tatap muka dengan pendidik dan temannya. Daftar keluhan itu bisa diperpanjang seperti sulit dan mahalnya koneksi internet, terbatasnya perangkat akses, sulitnya memenuhi kompetensi praktik, dan kurang siapnya pendidik melaksanakan PJJ.

Sementara itu, karena kasus COVID-19 belum mereda, Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri meminta semua jenjang pendidikan untuk tetap melaksanakan pembelajaran secara daring atau PJJ. Pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan atas persetujuan pemerintah daerah, sekolah dan orang tua. Itupun harus dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tantangan kita saat ini adalah bagaimana agar pelaksanaan PJJ bisa optimal dan sekaligus meminimalkan berbagai keluhan di atas. Oleh karena itu, kita perlu melakukan inovasi menyeluruh terkait PJJ baik pada sistem pengelolaan, proses pembelajaran, literasi digital pendidik, maupun infrastuktur teknologinya.

Inovasi PJJ

Agar efektif, PJJ seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengelolaan pembelajaran atau Learning Management System (LMS). Apa bisa PJJ tanpa LMS? Jawabannya kurang lebih sama dengan analogi pertanyaan apa bisa pembelajaran tatap muka tanpa ruang kelas dan perabotnya. Melalui LMS itulah pendidik dapat menaruh dan menyampaikan seluruh bahan ajar, melakukan interaksi dan evaluasi, memberikan penjelasan dan diskusi serta memonitor perkembangan peserta didik. Hal itu adalah tugas pendidik dalam pembelajaran dan kesemuanya dengan mudah dapat difasilitasi oleh LMS. Institusi wajib menyediakan LMS untuk pembelajaran daring. Apapun pilihan LMSnya (misalnya: Moodle, Google Classroom, Edmodo, Schoology, dll) yang penting pengguna tidak kesulitan. Untuk itulah diperlukan inovasi, agar fitur-fitur LMS mudah digunakan dan tetap efektif mewadahi konten dan aktivitas pembelajaran. Inovasi sistem LMS bisa berupa customizing mendalam atau permukaan, serta penambahan plug-in

Proses pembelajaran daring juga perlu diinovasi, agar peserta didik tidak bosan dan tujuan pembelajaran tercapai. Dalam pembelajaran tatap muka, pendidik dengan mudah dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam PJJ, kunci inovasi adalah variasi aktivitas daring. Penyampaian materi dan pemberian aktivitas harus seimbang. Terlalu dominan pada salah satu kegiatan berakibat kebosanan pada peserta didik. Kurang bagus bila pendidik memberi materi pembelajaran terlalu banyak tanpa disertai diskusi dan evaluasi, demikian juga bila terlalu banyak tugas tanpa penjelasan materi. Komunikasi atau presentasi secara singkron (live) dan asingkron (tidak live) juga harus seimbang. Terlalu ekstrim ke salah satu mode akan membebani dan menyulitkan peserta didik.

Literasi digital

Sebagian pendidik kita belum siap mengajar melalui PJJ karena literasi digital mereka rendah. Dikutip dari American Library Association, literasi digital artinya kemampuan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengevaluasi, membuat dan mengkomunikasikan konten/informasi digital. Konten digital adalah segala sesuatu dalam format digital yakni teks, gambar, suara, animasi, simulasi, video, atau gabungannya (multimedia) yang berisi pesan untuk mempermudah proses belajar mengajar. PJJ modern bertumpu pada teknologi digital dan tulang punggungnya adalah e-learning. Melalui e-learning, setiap orang dapat belajar kapan saja dan dari mana saja. Agar berhasil dalam melaksanakan PJJ, pendidik harus berinovasi dalam meningkatkan literasi digitalnya secara bertahap mulai dari kemampuan mencari sumber belajar digital, mengevaluasi hingga membuat konten. Konten digital tidak harus canggih dan tidak harus dibuat sendiri (dengan menghargai hak cipta orang lain), yang penting relevan dengan tujuan pembelajaran, mudah diakses dan mudah dipelajari peserta didik.

Infrastuktur teknologi informasi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan PJJ. Sering kita dengar berita dari pelosok tanah air tentang sulitnya koneksi internet, minimnya perangkat akses, mahalnya beaya pulsa bagi sebagian peserta didik, sehingga PJJ tidak berjalan. Peran pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi hal ini, agar kasus COVID-19 tidak terus meningkat dan semua bisa belajar dari rumah melalui PJJ. Dengan demikian, potensi learning loss yang menjadi kekuatiran kita bersama tidak terjadi berkepanjangan. 

*) Tulisan ini dimuat di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat terbit (versi cetak) Senin, 8 Februari 2021 Halaman 11 kolom Opini.

Cara Membuat Multimedia Pembelajaran dengan FLASH

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=YGQP6Qv0GbU%5B/embedyt%5D

Video ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin belajar membuat Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan FLASH. Video tersebut menjelaskan secara singkat dan sederhana tahapan cara membuat aplikasi Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Adobe Flash CS6. Video ini bisa diikuti dan langsung bisa dipraktekkan. Semoga bermanfaat.

File template FLA yang digunakan dalam video ini dapat di-DOWNLOAD pada link ini.

Pembelajaran Online di Era Digital

Tuntutan untuk melaksanakan pembelajaran online semakin menguat di era digital ini seiring dengan diluncurkannya kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka oleh Kemendikbud RI. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini, semua jenjang pendidikan harus melaksanakan pembelajaran online. Agar pembelajaran online terlaksana secara optimal, dosen dan guru harus merancang konten serta aktivitas online secara baik dan proposional. Kombinasi yang tepat antara materi dan aktivitas akan menjadikan pembelajaran online kita menarik dan memenuhi target capaian pembelajaran serta terpenuhinya tuntutan kompetensi abad 21. Untuk itu sebagai pendidik di era digital ini, kita harus menguasai kompetensi Literasi Digital dengan baik. Di samping itu, terutama di masa pandemi covid-19 ini, kita harus secara bijak memperhatikan kendala dan kesulitan para peserta didik. Demikian abstrak yang disampaikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam Seminar Nasional Biologi 2020 di Universitas Negeri Semarang tanggal 17 September 2020.

Materi slide selengkapnya dapat didownload pada link berikut.

Strategi PJJ di Masa Pandemi

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) hendaknya dilaksanakan secara terencana sesuai tujuan pembelajaran dengan memperhatikan kendala/kesulitan dan beban belajar siswa. Materi pembelajaran dan aktivitas siswa dalam PJJ hendaknya diberikan secara seimbang (materi dan tugas) tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Demikian kesimpulan yang disampaikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam acara Ki Hajar TIK Talks yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud pada tanggal 1 September 2020. Event yang digelar secara daring tersebut diikuti ratusan guru seluruh Indonesia dengan antusias.

File materi dapat didownload di link berikut.

Berita di media masa dapat dilihat di link berikut.

https://jogja.tribunnews.com/…/pesan-guru-besar-uny…TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sejak pandemi Covid-19 melanda, mau tidak mau kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).Banyak catatan dan evaluasi dalam pelaksanaan PJJ yang mana guru harus melakukannya secara tiba-tiba sejak awal pandemi.Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Herman Dwi Surjono memberikan beberapa pesan terkait hal ini.Menurutnya, PJJ hendaknya dilakukan secara terencana oleh guru sesuai tujuan pembelajaran dengan memerhatikan kendala atau kesulitan dan beban belajar siswa.“Jadi PJJ itu tidak asal-asalan, harus terencana. Minggu depan mau mengajar apa, evaluasinya apa,” ujarnya dalam Kihajar TIK Talks, Selasa (1/9/2020) lewat kanal YouTube Televisi Edukasi.Selain itu, lanjutnya, materi pembelajaran dan aktivitas siswa dalam PJJ hendaknya diberikan secara seimbang.Antara materi dan tugas diberikan dengan proporsional tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.“Mohon secara bijak guru mengetahui beban belajar siswa. Tidak berdasarkan kehendak sendiri. Beban siswa itu berat, keperluan perangkat belajar itu juga berat,” tandas Dekan Fakultas Teknik UNY itu.Sedangkan, kepada orang tua dan wali murid, Herman berpesan untuk terus memberikan dukungan kepada anak-anak dalam melaksanakan PJJ.“Untuk orang tua, pembelajaran anak-anak kita masih harus berlangsung di masa pandemi ini. Yang punya anak kecil-kecil mohon dibantu, kebutuhan kuota mohon diutamakan untuk pembelajaran,” ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)Penulis: Maruti Asmaul Husna Editor: Ari Nugroho

Pembuatan Multimedia Pembelajaran

Para dosen harus bisa memproduksi konten pembelajaran digital agar dapat memfasilitasi mahasiswa menghadapi tantangan pembelajaran abad 21. Konten pembelajaran digital berupa teks, gambar, suara, animasi, video (multimedia) digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar. Langkah produksi: menentukan apa yang akan dibuat, merancang seperti apa bentuknya, membuat produk, menilai kualitasnya, mengirim/ mengkomunikasikan ke mahasiswa. Demikian kesimpulan yang disampaikan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. dalam acara Workshop Pembelajaran yang diselenggarakan oleh IAIN Padangsidimpuan Sumbar tanggal 12 Agustus 2020. Workshop yang diikuti ratusan dosen setempat dilaksanakan secara daring.

Materi workshop dapat diakses pada link di bawah.